Dari Emas hingga Perak! Smelter Manyar Freeport Indonesia dengan Nilai Investasi Rp58 triliun Siap Berproduksi

- 28 Juni 2024, 19:05 WIB
Tangkapan layar - Peresmian smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI), yakni Smelter Manyar, di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dipantau secara daring melalui kanal YouTube Freeport Indonesia dari Jakarta, Kamis (27/6/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri
Tangkapan layar - Peresmian smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI), yakni Smelter Manyar, di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dipantau secara daring melalui kanal YouTube Freeport Indonesia dari Jakarta, Kamis (27/6/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri /Dok. ANTARA/Putu Indah Savitri/

“Rasa-rasanya sih, agak kurang adil kalau kita tidak memberikan perpanjangan tambahan. Karena sudah bangun smelter di Gresik, dan kita akan mendapatkan lagi saham tambah 10 persen,” kata Bahlil.

Pemerintah juga telah menyetujui izin untuk membangun smelter di Papua, yang merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa masyarakat Papua juga merasakan manfaat dari sumber daya mineral yang berasal dari wilayah mereka.

“Supaya orang Papua juga merasa bahwa tembaganya betul, konsentratnya betul dari Papua, harus ada smelternya juga di Papua,” ucap Bahlil.

Baca Juga: Penambahan Saham Freeport, Bahlil Sebut Sudah Dekati Kesepakatan Hingga 98 Persen

Smelter Manyar adalah smelter tembaga kedua yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia. Smelter ini terletak di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Proyek ini dimulai sebagai bagian dari komitmen Freeport untuk meningkatkan kapasitas pemurnian mineral di dalam negeri dan memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Dengan kapasitas produksi sebesar 650 ribu ton katoda tembaga per tahun, smelter ini akan memainkan peran penting dalam industri pertambangan dan pemurnian mineral di Indonesia.


Peresmian Smelter Manyar melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat lokal. Kolaborasi ini mencerminkan pendekatan holistik dalam mengelola sumber daya mineral dan memastikan manfaat maksimal bagi semua pemangku kepentingan. Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam menghindari gejolak dan memastikan keberlanjutan proyek.


Seperti proyek besar lainnya, pembangunan Smelter Manyar tidak lepas dari berbagai tantangan. Namun, dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik, tantangan-tantangan tersebut berhasil diatasi. Keberhasilan ini tidak hanya dilihat dari segi teknis dan finansial, tetapi juga dari segi sosial dan lingkungan. PTFI dan pemerintah berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam memastikan bahwa smelter ini beroperasi dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Indonesia.


Dengan adanya Smelter Manyar, masa depan industri pemurnian mineral di Indonesia terlihat cerah. Proyek ini tidak hanya meningkatkan kapasitas pemurnian mineral di dalam negeri, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengusaha lokal dan masyarakat sekitar. Pemerintah berharap bahwa keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh bagi proyek-proyek lainnya di masa depan.***

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah