MATA BANDUNG - Pemerintah meresmikan smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang dinamai Smelter Manyar. Berlokasi di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, smelter ini memiliki kapasitas input sebesar 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, pada Kamis 27 Juni 2024.
"Puji syukur kita bisa hadir menyaksikan pabrik yang luar biasa, dapat terbangun dalam waktu 30 bulan sejak dilakukan groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo," ujar Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara "Peresmian Operasi Smelter Gresik," yang dipantau secara daring dari Jakarta.
Airlangga menyampaikan bahwa pembangunan smelter ini merupakan bagian dari perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Smelter Manyar dibangun di atas lahan seluas 100 hektare, menjadikannya sebagai smelter tembaga single line terbesar di dunia.
"Hasilnya hari ini, ini paling hebat. Karena kita lihat, 3–4 tahun ke depan, tidak akan ada yang mampu membangun smelter seperti ini, di lahan 100 hektare, di mana pun," kata Airlangga.
Smelter ini diresmikan pada saat yang sangat tepat, ketika tren energi baru terbarukan sedang berkembang pesat. Mineral-mineral kritis seperti nikel, kobalt, dan tembaga sangat dibutuhkan dalam teknologi masa depan, khususnya untuk baterai dan kabel listrik.
Baca Juga: Freeport Perdana Kirim Konsentrat Tembaga ke Gresik, Langkah Besar Menuju Hilirisasi Nasional
"Kita punya nikel, kita punya kobalt, kita punya tembaga. Tembaga ini adalah revolusi daripada teknologi ke depan, semua baterai butuh tembaga, semua kabel perlu tembaga," tambah Airlangga.
Selain Menteri Airlangga, beberapa tokoh penting lainnya turut hadir dalam acara tersebut, termasuk Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono, serta Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.