Ciri-Ciri Diare pada Balita, Lengkap dengan Cara Pencegahannya

- 1 November 2022, 12:40 WIB
Ilustrasi. Ciri-Ciri Diare pada Balita, Lengkap dengan Cara Pencegahannya
Ilustrasi. Ciri-Ciri Diare pada Balita, Lengkap dengan Cara Pencegahannya /Tigerhbu/

MATA BANDUNG - Anak balita seringkali mengalami diare. Ciri dan tanda diare pada balita dapat dilihat dari kondisi tubuh. Agar tidak diare, diperlukan tindakan pencegahan diare pada balita.

Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya, tiga kali atau lebih dalam satu hari.

Ciri-ciri balita jika menderita diare kurang dari 14 hari, berarti mengalami diare akut. Tapi jika balita mengalami diare lebih dari 14 hari, sudah dipastikan mengalami diare kronis.

Baca Juga: Tiga Tips agar Tubuh Tetap Sehat, Bugar dan Enggak Gampang Sakit  dari Menteri Kesehatan

Selain itu, ada 3 derajat dehidrasi diare pada balita yang perlu diketahui.

1. Diare Tanpa Dehidrasi 

Ciri-cirinya jika pada balita, ia tetap aktif, memiliki keinginan untuk minum seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor kembali segera. Namun, Balita akan kehilangan cairan kurang dari 5% dari berat badan.

Baca Juga: Cegah Sakit, Ini Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan Menurut Kemenkes

2. Diare Dehidrasi Ringan atau Sedang

Biasanya Balita mengalami gelisah atau rewel, mata cekung, rasa haus meningkat, turgor kembali lambat, dan kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.

3. Diare Dehidrasi Berat

Ditandai dengan lesu/lunglai, mata cekung, malas minum, turgor kembali sangat lambat lebihdari 2 detik, dan kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan.

Baca Juga: Kajian Islam AKRONIM, SAKIT : Istighfar Maqbbulan

Untuk mengatasi penyakit diare pada balita, berikut tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di rumah  jika balita mengalami diare;

1. Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya.

2. Pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi sampai diare berhenti.

3. Memberikan obat Zinc yang tersedia di apotek, Puskesmas, dan rumah sakit. Diberikan sekali sehari selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti. Zinc dapat mengurangi parahnya diare, mengurangi durasi dan mencegah berulangnya diare 2 sampai 3 bulan ke depan.

Baca Juga: Menteri di India Bertingkah Minum Air Kali lalu Sakit Perut, Biar Apa sih?

4. Memberikan cairan rumah tangga, seperti sayur, kuah sup, dan air mineral.

5. Segera membawa Balita diare ke sarana kesehatan.

6. Pemberian makanan sesuai umur:

- Bayi berusia 0-6 bulan : hanya diberikan ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang, maupun malam hari). Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI.

- Bayi berusia 6-24 bulan: Teruskan pemberian ASI, mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang teksturnya lembut seperti bubur, susu, dan pisang.

Baca Juga: Sedekah Menjadi Syariat Atas Sakit yang Tidak Kunjung Sembuh, Simak Penjelasannya

- Balita umur 9 sampai 12 bulan: Teruskan pemberian ASI, berikan MP ASI lebih padat dan kasar seperti nasi tim, bubur nasi, tambahkan telur/ayam/ikan/tempe/wortel/kacang hijau.

- Balita umur 12 sampai 24 bulan: teruskan pemberian ASI, berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak.

-Balita umur 2 tahun lebih: berikan makanan keluarga 3x sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi makan orang dewasa. Berikan pula makanan selingan kaya gizi 2x sehari di antara waktu makan.

Editor: Mia Dasmawati

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x