MATA BANDUNG - Konflik antara Palestina dan Israel masih berlanjut. Tahukah Anda bahwa konflik yang berlarut-larut ini telah berlangsung sejak abads ke-10. Serangan pada 7 Oktober 2023 hanya merupakan babak baru dari konflik mereka yang paling mengerikan.
Berawal dari penyerbuan Hamas dan respons balik dari Tel Aviv berbuntut panjang yang kemudian menjadi arena pembantaian warga sipil di Gaza hingga hari ini. Laporan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa lebih dari 28.000 kematian tercatat di daerah konflik Gaza sejak pecahnya perang 7 Oktober 2023 lalu.
Kondisi yang paling mengerikan sepanjang sejarah perang di Jazirah Arab ini membuat rakyat di Gaza terancam kelaparan karena hanya ada 15 toko roti yang beroperasi di Gaza. Teguran dari PBB dan negara-negara lain seperti tak ada gemanya di negara yang dipimpin saat ini oleh Perdana Menteri Benyamin Netanyahu itu.
Bahkan keputusan Mahkamah Internasional yang telah memerintahkan agar pasukan Netanyahu menghentikan serangan terhadap warga sipil yang mengarah pada genosida tak dihiraukan. Bahkan, serangan terhadap rumah sakit pun masih mereka lakukan hingga hari ini.
Netanyahu juga menolak damai dan menyatakan bahwa di masa mendatang Israel harus menguasai sepenuhnya seluruh daerah dari Sungai Jordan hingga laut Mediterania.
Bahkan dengan menggunakan bahasa Ibrani Netanyahu menyatakan bahwa pasukan mereka akan terus melanjutkan operasi militernya hingga Israel dapat meraih kemenangan telak terhadap Hamas Palestina.
Begitu bersikukuhnya Benjamin Netanyahu terhadap konflik Palestina Israel. Tidak hanya pada januari 2024 dia menolak perdamaian dengan Palestina tapi sebelumnya pun dia keras menolak tawaran damai yang dilakukan oleh PBB.
Baca Juga: Netanyahu Menyangkal akan Menukar Tahanan dengan Hamas
Siapakah Benjamin Netanyahu sesungguhnya? Ia merupakan warga Israel dan satu-satunya Perdana Menteri (PM) Israel yang lahir di Israel. Dia lahir pada 21 Oktober 1949. Dia juga masuk ke dalam daftar 50 Dunia Angka Paling Berpengaruh pada 2010 dalam majalah Inggris Nes Statesmen dan menempati peringkat ke-11.