Namun, tidak semua netizen menilai negatif. Sebagai contoh, @vriz64 menyambut langkah Kominfo dengan jenaka, menyatakan bahwa pesan-pesan tersebut bisa menjadi "siraman rohani" bagi yang membacanya.
"Langsung dapat siraman rohani bang," kata akun @vriz64.
Di sisi lain, ada juga yang menyampaikan rasa frustrasi. @stopscroll3..., dalam komentarnya, menyuarakan bahwa lebih baik jika pesan-pesan ini benar-benar dibaca oleh targetnya, daripada hanya menjadi gangguan tanpa makna yang sebenarnya.
"Mending kalo kebaca," kata akun @stopscroll3.
Penilaian yang keras juga datang dari @BlogBayuWin, yang menyamakan kampanye SMS blast dengan iklan yang mengganggu seperti "sedot WC di tiang listrik", mempertanyakan keberhasilannya dalam memengaruhi perilaku pengguna.
"Ga jauh beda kaya Iklan Sedot WC di tiang Listrik #Spam," kritik akun @BlogBayuWin.
Sementara itu, @neoirw menyatakan bahwa dia sudah tidak pernah membuka SMS lagi, meskipun notifikasi masih ada, menyoroti tantangan besar dalam mencapai audiens yang semakin enggan terhadap pesan-pesan promosi.
"Udah kaga pernah buka SMS walau ada notif," tulias akun @neoirw pada 17 Juni 2024.***